Kalimat majemuk adalah
kalimat yang merupakan gabungan dua atau lebih kalimat tunggal. Hal itu berarti
dalam kalimat majemuk terdapat lebih dari satu klausa.
Perhatikan contoh diberikut ini.
Seorang
manajer harus mempunyai wawasan yang luas dan
S
P1
O1
harus
menjunjung tinggi etika profesi .
P2
O2
Contoh yang pertama
disebut kalimat majemuk setara karena mempunyai dua klausa yang setara/sejajar.
Penanda yang memisahkan klausa dalam kalimat majemuk setara antara lain
konjungsi dan. Contoh yang kedua disebut kalimat majemuk bertingkat karena
klausa yang kedua merupakan perluasan dari klausa pertama. Penanda yang
memisahkannya adalah konjungtor ketika.
Kalimat
Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara mempunyai ciri :
- Dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal
- Kedudukan tiap kalimat sederajat
- Penghubung Klausa dalam Kalimat Majemuk Setara
Jenis
Hubungan
|
Fungsi
|
Kata
Penghubung
|
Penjumlahan
|
menyatakan penjumlahan atau gabungan kegiatan, keadaan, peristiwa, dan
proses
|
dan, serta, baik, maupun
|
Pertentangan
|
menyatakan bahwa hal yang dinyatakan dalam klausa
pertama bertentangan dengan klausa kedua
|
tetapi, sedangkan, bukannya, melainkan
|
Pemilihan
|
menyatakan pilihan di antara dua kemungkinan
|
atau
|
Perurutan
|
menyatakan kejadian yang berurutan
|
lalu, kemudian
|
Contoh kalimat majemuk setara :
- Erni mengonsep surat itu dan Rini mengetiknya.
- Muridnya kaya, tetapi ia sendiri miskin.
- Engkau tinggal disini, atau ikut dengan saya.
- Ia memarkir mobilnya di lantai 3, lalu naik lift ke lantai 7.
Kalimat
Majemuk Bertingkat
Konstruksi kalimat
majemuk bertingkat berbeda dengan kalimat majemuk setara. Perbedaannya terletak
pada derajat klausa pembentuknya yang tidak setara karena klausa kedua
merupakan perluasan dari klausa pertama. Karena itu, konjungtur kalimat majemuk
bertingkat juga berbeda dengan konjungtur kalimat majemuk setara.
Penghubung Klausa dalam Kalimat Majemuk Bertingkat
Jenis
Hubungan
|
Kata
Penghubung
|
a. waktu
|
sejak, sedari, sewaktu, sementara, seraya,
setelah, sambil, sehabis, sebelum, ketika, tatkala, hingga, sampai
|
b. syarat
|
jika(lau), seandainya, andaikata, andaikan,
asalkan, kalau, apabila, bilamana, manakala
|
c. tujuan
|
agar, supaya, untuk, biar
|
d. konsesif
|
walau(pun), meski(pun), sekali(pun), biar(pun),
kendati(pun), sungguh(pun)
|
e. pembandingan
|
seperti, bagaikan, laksana, sebagaimana, daripada,
alih-alih, ibarat
|
f. sebab/alasan
|
sebab, karena
|
g. akibat/hasil
|
sehingga, sampai-sampai, maka
|
h. cara/alat
|
dengan, tanpa
|
i. kemiripan
|
seolah-olah, seakan-akan
|
j. kenyataan
|
Padahal, nyatanya
|
k. penjelasan/ kelengkapan
|
bahwa
|
Contoh kalimat majemuk bertingkat:
- Dia datang ketika kami sedang rapat.
- Lalu lintas akan teratur andaikata pemakai jalan berdisiplin tinggi.
- Anda harus bekerja keras agar berhasil.
- Semangat belajarnya tetap tinggi walaupun usianya sudah lanjut.
- Aku memahaminya sebagaimana ia memahamiku.
Jenis
imbuhan
Jenis imbuhan dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokkan menjadi:
1.
Imbuhan sederhana; hanya terdiri dari
salah satu awalan atau akhiran.Jenis imbuhan dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokkan menjadi:
- Awalan: me-, ber-, di-, ter-, ke-, pe-, per-, dan se-
- Akhiran: -kan, -an, -i, -lah, dan –nya
- ber-an dan ber-
- di-kan dan di-i
- diper-kan dan diper-i
- ke-an dan ke-i
- me-kan dan me-i
- f. memper-kan dan memper-i
- g. pe-an dan pe-i
- h. per-an dan per-i
- i. se-nya
- j. ter-kan dan ter-i
Imbuhan
spesifik; digunakan untuk kata-kata tertentu (serapan asing).
a. Akhiran: -man, -wan, -wati, dan -ita.
b. Sisipan: -in-,-em-, -el-, dan -er-.
Awalan me-
Pembentukan dengan awalan me- memiliki aturan sebagai berikut:
1. tetap, jika huruf pertama kata dasar adalah l, m, n, q, r, atau w. Contoh: me- + luluh → meluluh, me- + makan → memakan.
2. me- → mem-, jika huruf pertama kata dasar adalah b, f, p*, atau v. Contoh: me- + baca → membaca, me- + pukul → memukul*, me- + vonis → memvonis, me- + fasilitas + i → memfasilitasi.
3. me- → men-, jika huruf pertama kata dasar adalah c, d, j, atau t*. Contoh: me- + datang → mendatang, me- + tiup → meniup*.
4. me- → meng-, jika huruf pertama kata dasar adalah huruf vokal, k*, g, h. Contoh: me- + kikis → mengikis*, me- + gotong → menggotong, me- + hias → menghias.
5. me- → menge-, jika kata dasar hanya satu suku kata. Contoh: me- + bom → mengebom, me- + tik → mengetik, me- + klik → mengeklik.
6. me- → meny-, jika huruf pertama adalah s*. Contoh: me- + sapu → menyapu*.
Huruf dengan tanda * memiliki sifat-sifat khusus:
1. Dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf vokal. Contoh: me- + tipu → menipu, me- + sapu → menyapu, me- + kira → mengira.
2. Tidak dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf konsonan. Contoh: me- + klarifikasi → mengklarifikasi.
3. Tidak dilebur jika kata dasar merupakan kata asing yang belum diserap secara sempurna. Contoh: me- + konversi → mengkonversi.
Aturan khusus
Ada beberapa aturan khusus pembentukan kata turunan, yaitu:
1. ber- + kerja → bekerja (huruf r dihilangkan)
2. ber- + ajar → belajar (huruf r digantikan l)
3. pe + perkosa → pemerkosa (huruf p luluh menjadi m)
4. pe + perhati → pemerhati (huruf p luluh menjadi m)
a. Akhiran: -man, -wan, -wati, dan -ita.
b. Sisipan: -in-,-em-, -el-, dan -er-.
Awalan me-
Pembentukan dengan awalan me- memiliki aturan sebagai berikut:
1. tetap, jika huruf pertama kata dasar adalah l, m, n, q, r, atau w. Contoh: me- + luluh → meluluh, me- + makan → memakan.
2. me- → mem-, jika huruf pertama kata dasar adalah b, f, p*, atau v. Contoh: me- + baca → membaca, me- + pukul → memukul*, me- + vonis → memvonis, me- + fasilitas + i → memfasilitasi.
3. me- → men-, jika huruf pertama kata dasar adalah c, d, j, atau t*. Contoh: me- + datang → mendatang, me- + tiup → meniup*.
4. me- → meng-, jika huruf pertama kata dasar adalah huruf vokal, k*, g, h. Contoh: me- + kikis → mengikis*, me- + gotong → menggotong, me- + hias → menghias.
5. me- → menge-, jika kata dasar hanya satu suku kata. Contoh: me- + bom → mengebom, me- + tik → mengetik, me- + klik → mengeklik.
6. me- → meny-, jika huruf pertama adalah s*. Contoh: me- + sapu → menyapu*.
Huruf dengan tanda * memiliki sifat-sifat khusus:
1. Dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf vokal. Contoh: me- + tipu → menipu, me- + sapu → menyapu, me- + kira → mengira.
2. Tidak dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf konsonan. Contoh: me- + klarifikasi → mengklarifikasi.
3. Tidak dilebur jika kata dasar merupakan kata asing yang belum diserap secara sempurna. Contoh: me- + konversi → mengkonversi.
Aturan khusus
Ada beberapa aturan khusus pembentukan kata turunan, yaitu:
1. ber- + kerja → bekerja (huruf r dihilangkan)
2. ber- + ajar → belajar (huruf r digantikan l)
3. pe + perkosa → pemerkosa (huruf p luluh menjadi m)
4. pe + perhati → pemerhati (huruf p luluh menjadi m)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar