Selasa, 05 November 2013

KALIMAT MAJEMUK



Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dua atau lebih kalimat tunggal. Hal itu berarti dalam kalimat majemuk terdapat lebih dari satu klausa.

Perhatikan contoh diberikut ini.
Seorang manajer harus mempunyai wawasan yang luas dan
          S                        P1                           O1
harus menjunjung tinggi etika profesi .
            P2                               O2

Contoh yang pertama disebut kalimat majemuk setara karena mempunyai dua klausa yang setara/sejajar. Penanda yang memisahkan klausa dalam kalimat majemuk setara antara lain konjungsi dan. Contoh yang kedua disebut kalimat majemuk bertingkat karena klausa yang kedua merupakan perluasan dari klausa pertama. Penanda yang memisahkannya adalah konjungtor ketika.

Kalimat Majemuk Setara

Kalimat majemuk setara mempunyai ciri :
  1. Dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal
  2. Kedudukan tiap kalimat sederajat
  3.  Penghubung  Klausa dalam Kalimat Majemuk Setara

Jenis Hubungan
Fungsi
Kata Penghubung
  Penjumlahan
menyatakan penjumlahan atau    gabungan kegiatan, keadaan, peristiwa, dan proses
dan, serta, baik, maupun
  Pertentangan
menyatakan bahwa hal yang dinyatakan dalam klausa pertama bertentangan dengan klausa kedua
tetapi, sedangkan, bukannya, melainkan
  Pemilihan
menyatakan pilihan di antara dua kemungkinan
atau
  Perurutan
menyatakan kejadian yang berurutan
lalu, kemudian




Contoh kalimat majemuk setara :
  • Erni mengonsep surat itu dan Rini mengetiknya.
  • Muridnya kaya, tetapi ia sendiri miskin.
  • Engkau tinggal disini, atau ikut dengan saya.
  • Ia memarkir mobilnya di lantai 3, lalu naik lift ke lantai 7.

Kalimat Majemuk Bertingkat

Konstruksi kalimat majemuk bertingkat berbeda dengan kalimat majemuk setara. Perbedaannya terletak pada derajat klausa pembentuknya yang tidak setara karena klausa kedua merupakan perluasan dari klausa pertama. Karena itu, konjungtur kalimat majemuk bertingkat juga berbeda dengan konjungtur kalimat majemuk setara.

Penghubung Klausa dalam Kalimat Majemuk Bertingkat

Jenis Hubungan
Kata Penghubung
a. waktu
sejak, sedari, sewaktu, sementara, seraya, setelah, sambil, sehabis, sebelum, ketika, tatkala, hingga, sampai
b. syarat
jika(lau), seandainya, andaikata, andaikan, asalkan, kalau, apabila, bilamana, manakala
c. tujuan
agar, supaya, untuk, biar

d. konsesif
walau(pun), meski(pun), sekali(pun), biar(pun), kendati(pun), sungguh(pun)

e. pembandingan
seperti, bagaikan, laksana, sebagaimana, daripada, alih-alih, ibarat
f. sebab/alasan
sebab, karena
g. akibat/hasil
sehingga, sampai-sampai, maka
h. cara/alat
dengan, tanpa
i. kemiripan
seolah-olah, seakan-akan
j. kenyataan
Padahal, nyatanya
k. penjelasan/ kelengkapan
bahwa

Contoh kalimat majemuk bertingkat:
  • Dia datang ketika kami sedang rapat.
  • Lalu lintas akan teratur andaikata pemakai jalan berdisiplin tinggi.
  • Anda harus bekerja keras agar berhasil.
  • Semangat belajarnya tetap tinggi walaupun usianya sudah lanjut.
  • Aku memahaminya sebagaimana ia memahamiku.

Jenis imbuhan
Jenis imbuhan dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokkan menjadi:
1.    Imbuhan sederhana; hanya terdiri dari salah satu awalan atau akhiran.
  • Awalan: me-, ber-, di-, ter-, ke-, pe-, per-, dan se-
  • Akhiran: -kan, -an, -i, -lah, dan –nya
2. Imbuhan gabungan; gabungan dari lebih dari satu awalan atau akhiran.
  • ber-an dan ber-
  • di-kan dan di-i 
  • diper-kan dan diper-i 
  • ke-an dan ke-i 
  • me-kan dan me-i 
  • f. memper-kan dan memper-i 
  • g. pe-an dan pe-i 
  •  h. per-an dan per-i 
  •  i. se-nya 
  •  j. ter-kan dan ter-i
 Imbuhan spesifik; digunakan untuk kata-kata tertentu (serapan asing).
a. Akhiran: -man, -wan, -wati, dan -ita.
b. Sisipan: -in-,-em-, -el-, dan -er-.

Awalan me-
Pembentukan dengan awalan me- memiliki aturan sebagai berikut:

1. tetap, jika huruf pertama kata dasar adalah l, m, n, q, r, atau w. Contoh: me- + luluh →  meluluh, me- + makan → memakan.
2. me- → mem-, jika huruf pertama kata dasar adalah b, f, p*, atau v. Contoh: me- + baca → membaca, me- + pukul → memukul*, me- + vonis → memvonis, me- + fasilitas + i → memfasilitasi.
3. me- → men-, jika huruf pertama kata dasar adalah c, d, j, atau t*. Contoh: me- + datang → mendatang, me- + tiup → meniup*.
4. me- → meng-, jika huruf pertama kata dasar adalah huruf vokal, k*, g, h. Contoh: me- + kikis → mengikis*, me- + gotong → menggotong, me- + hias → menghias.
5. me- → menge-, jika kata dasar hanya satu suku kata. Contoh: me- + bom → mengebom, me- + tik → mengetik, me- + klik → mengeklik.
6. me- → meny-, jika huruf pertama adalah s*. Contoh: me- + sapu → menyapu*.

Huruf dengan tanda * memiliki sifat-sifat khusus:
1. Dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf vokal. Contoh: me- + tipu → menipu, me- + sapu → menyapu, me- + kira → mengira.
2. Tidak dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf konsonan. Contoh: me- + klarifikasi → mengklarifikasi.
3. Tidak dilebur jika kata dasar merupakan kata asing yang belum diserap secara sempurna. Contoh: me- + konversi → mengkonversi.

Aturan khusus
Ada beberapa aturan khusus pembentukan kata turunan, yaitu:
1. ber- + kerja → bekerja (huruf r dihilangkan)
2. ber- + ajar → belajar (huruf r digantikan l)
3. pe + perkosa → pemerkosa (huruf p luluh menjadi m)
4. pe + perhati → pemerhati (huruf p luluh menjadi m)


http://anggiehasan12.blogspot.com/2013/10/kalimat-efektif.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar