Selasa, 29 November 2011

PENGANGGURAN

Menurut Soerjono Soekanto masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat. Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada.

Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain :
1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.

Indonesia saat ini termasuk salah satu negara besar namun masih dalam taraf pengembangan atau sering disebut dengan negara berkembang. Tidak  jauh berbeda dengan negara berkembang lain di dunia, Indonesia juga sering menghadapi berbagai macam masalah yang kadang kala dapat menghambat kemajuan. Salah satunya adalah pengangguran. Pengangguran atau tuna karya adalah istilah yang sering digunakan untuk seseorang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari pekerjaan, atau seseorang yang sedang mencari pekerjaan yang lebih layak dari pekerjaannya sekarang. Hal ini sering menjadi masalah dalam perekonomian, karena dengan adanya pengangguran produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.

Berikut ini sebab-sebab meningkatnya angka penganguran :
  1. Penduduk relatif  banyak sedangkan kesempatan kerja relatif rendah. Jumlah penduduk  yang semakin bertambah namun tidak diimbangi dengan lapangan kerja yang cukup mengakibatkan angkatan kerja tidak semuanya tertampung dalam dunia kerjaPendidikan dan ketrampilan yang rendahPendidikan dan ketrampilan yang rendah tidak dibutuhkan oleh pihak badan usaha karena dengan pendidikan yang rendah dan ketrampilan yang rendah tidak akan meningkatkan produktifitas kerja dan hasil produksi.
  2. Perkembangan teknologi yang begitu cepat, namun tidak diimbangi dengan kemampuan manusia untuk menguasai. Banyak badan usaha yang hanya menerima sumber daya manusia yang dapat mengusai teknologi tertentu. Sehinggga, bagi yang tidak menguasai teknologi tertentu yang di butuhkan oleh perusahaan secara otomatis akan tersingkir dalam persaingan kerja tersebut.
  3. Rasionalisme dalam perusahaan. Perusahaan yang menerapkan sistem rasionalisme dan hanya mementingkan keuntungan semata dengan cara mengejar target, dapat juga meningkatkan angka pengangguran.  Karena  apabila tenaga kerja tidak bekerja sesuai dengan target maka tenaga kerja tersebut tidak diperlukan lagi dalam perusahaan.
  4. Adanya lapangan kerja yang dipengaruhi oleh musiman. Pekerjaan yang dipengaruhi musim dapat menimbulkan penggangguran seperti pertanian, perkebunan. Setelah masa menanam selesai maka banyak tenaga kerja tinggal menunggu hasilnya. Untuk menunggu hasil mereka kebanyakan menganggur  akan bekerja kembali apabila nanti musim panen telah tiba.
  5. Ketidakstabilan perekonomian, politik dan keamanan negara. Kestabialan perekonomian, politik dan keamanan  negara dapat menimbulkan pengangguran. Perekonomian yang lesu. Politik yang tidak menentu dan tidak ada jaminan keamanan menyebabkan para pengusaha akan berfikir untuk melanjutkan usahanya. Dengan keadaan yang tidak menentukan akan menimbulkan kerugian usaha. Untuk menghindari kerugian maka jumlah produk, jumlah pekerja dibatasi, tidak memperluas usahanya, atau bahkan menutup usahanya. Hal ini akan menimbulkan pengangguran.
Pada awal tahun 2011 angka pengangguran terbuka di Indonesia masih mencapai 8,12 juta jiwa. Angka tersebut belum termasuk dalam pengangguran setengah terbuka, yaitu mereka yang  bekerja kurang dari 30 jam per minggu. Masih tingginya angka pengangguran di Indonesia, harus diatasi dengan menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi yang unggul.

Dampak Negatif Pengangguran :                                 
  1. Kemiskinan. 
  2. Meningkatnya tindak kriminalitas, pengemis, dan gelandangan.  
  3. Secara psikologis, seseorang yang menganggur tentu akan mengalami stres,atau depresi, karena tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya atau bahkan dikucilkan oleh masyarakat.
Untuk meminimalkan akibat buruk dari pengangguran, diperlukan beberapa cara untuk mengatasinya :
  1. Pendidikan gratis bagi yang kurang mampu, salah satu penyebab pengangguran adalah rendahnya tingkat pendidikan seseorang, sehinggga ia tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk bersaing di dalam dunia kerja.
  2. Pemerintah atau masyarakat dihimbau untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain, sehingga hal ini diharapkan dapat megurangi jumlah pengangguran.  
  3. Mendirikan tempat-tempat pelatihan ketrampilan misalnya, kursus menjahit, pelatihan membuat kerajinan tangan, atau BLK (Badan Latihan Kerja) yang didirikan di banyak daerah. Hal ini juga termasuk cara untuk mengatasi pengangguran, sehingga seseorang yang tidak memiliki pendidikan tinggi pun dapat juga bersaing di dunia kerja dengan bekal atau ketrampilan yang di miliki. 
  4. Pemerintah diharapkan mendirikan suatu lembaga bantuan kredit untuk memeberikan bantuan berupa modal kepada masyarakat untuk mendirikan dan mengembangkan suatu usaha.  
  5. Memperbanyak sekolah-sekolah  kejuruan, yang pada dasarnya lulusan dari sekolah kejuruan, lebih dididik untuk siap kerja. Selain itu pendidikan non formal, berupa ketrampilan khusus maupun kemampuan berkomunikasi, juga sangat diperlukan, sehingga akan tercipta lulusan sekolah yang tidak hanya mampu melamar pekerjaan saja, namun mampu juga untuk menciptakan lapangan kerja sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar