Jumat, 13 Januari 2012

MENGAPA REMAJA MEROKOK?



Meski semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat rokok, perilaku merokok tidak pernah surut dan tampaknya merupakan perilaku yang masih ditolerir oleh masyarakat. Dalam asap rokok terdapat 4000 zat kimia berbahaya untuk kesehatan, dua diantaranya adalah nikotin yang bersifat adiktif dan tar yang bersifat karsinogenik (Asril Bahar, harian umum Republika, Selasa 26 Maret 2002 : 19). Racun dan karsinogen yang timbul akibat pembakaran tembakau dapat memicu terjadinya kanker. Pada awalnya rokok mengandung 8-20 mg nikotin dan setelah dibakar nikotin yang masuk ke dalam sirkulasi darah hanya 25%. Walau demikian jumlah kecil tersebut memiliki waktu hanya 15 detik untuk sampai ke otak manusia. Nikotin diterima oleh reseptor asetilkolin-nikotinik yang kemudian terbagi ke jalur imbalan dan jalur adrenergik. Pada jalur imbalan, perokok akan merasa nikmat, memacu sistem dopaminergik. Hasilnya perokok akan merasa lebih tenang, daya pikir serasa lebih cemerlang, dan mampu menekan rasa lapar. Sementara di jalur adrenergik, zat ini akan mengaktifkan sistem adrenergik pada bagian otak lokus seruleus yang mengeluarkan sorotin. Meningkatnya sorotin menimbulkan rangsangan rasa senang sekaligus keinginan mencari rokok lagi. (Agnes Tineke, Kompas Minggu 5 Mei 2002 : 22). Hal inilah yang menyebabkan perokok sangat sulit meninggalkan rokok, karena sudah ketergantungan pada nikotin. Efek dari rokok/tembakau memberi stomulasi depresi ringan, gangguan daya tangkap, alam perasaan, alam pikiran, tingkah laku dan fungsi psikomotor.

Salah satu penyebab kenapa perokok baru semakin bertambah adalah karena gencarnya iklan rokok yang berada di masyarakat, ditambah dengan adanya image bahwa seorang yang merokok adalah sosok yang sukses & tangguh yang dapat melalui ringtangan apapun. Sehingga tentu saja hal ini dapat dengan mudah menarik dan mempengaruhi masyarakat, khususnya anak-anak dan remaja. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Universitas Hamka beserta Komnas Anak pada tahun 2007 memperlihatkan bahwa sebanyak 99,7% anak melihat iklan rokok di televisi, dimana 68% menyatakan kesan positif terhadap iklan rokok tersebut, dan 50%  lagi menyatakna lebih percaya diri seperti di iklan tersebut.

Namun, pengaruh dari pergaulan juga ikut mempengaruhi pertumbuhan perokok baru. Awalnya remaja menjadi perokok pemula karena desakan dari teman-teman mereka untuk dapat diterima dalam pergaulan ataupun supaya dipandang lebih keren oleh teman-temannya. Mengetahui atau tidak tentang bahaya merokok, kebanyakan remaja pada umumnya selalu mengesampingkan bahaya rokok, tentu saja hal ini harus menjadi perhatian tersendiri bagi orang tua untuk dapat memberikan pemahaman bagi anaknya.

Pada remaja, merokok dapat menyebabkan efek jangka pendek, yaitu gangguan pada sistem pernafasan, kecanduan nikotin, serta meningkatkan resiko untuk menggunakan bahaya berbahaya lainnya, seperti narkoba, dll. Sedangkan masalah jangka panjangnya adalah kenyataan bahwa sekali seorang menjadi perokok aktif maka biasanya akan terus menjadi perokok aktif seumur hidupnya. Tentu saja ini akan banyak menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan.


http://medicastore.com/artikel/299/index.html 
http://www.facebook.com/group.php?gid=276815851172

Tidak ada komentar:

Posting Komentar